Kamis, 12 Juni 2014

PENGERTIAN MAKNA HADITS TARBAWI




A.MAKNA HADITS TARBAWI
 Secara bahasa hadits di maknai dengan al-jadid yang berarti sesuatu yang baru, khabar, berita atau informasi yang baru setelah al-qur'an. sedangkan secara istilah hadits adalah segala sesuatu yang datang dari Rasulullah SAW, baik perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun harapan-harapannya. sesuai dengan pengertian yang di kemukakan oleh ahli hadits yaitu: "segala perkataan nabi, perbuatan dan hal ihwalnya". yanga di maksud hal ihwal adalah semua yang di riwayatkan dari nabi SAW.yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran dan kebiasaan-kebiasaannya. dari definisi tersebut dapat di pahami bahwa secara umum bentuk hadits yang datang dari Rasulullah itu ada tiga yaitu: 

1. hadits qauliyah, contohnya yaitu " barang siapa yang menolong orangyang sedang kesulitan, maka Allah akan menetapkan orang itu dengan tujuh puluh tiga ampunan, satu ampuna untuknya yaitu orang tersebut akan mendapatkan kebaikan untuk semua urusannya, sedangkan yang tujuh puluh dua macam lagi akan mendapatkan bebrapa derajat ketinggian pada hari kiamat". - HR. Bukhari -
2. hadits fi'liyah, contohnya yaitu:
perilaku Rasulullah SAW adalah sebagai penjelasan praktis terhadap peraturan peraturan syri'at yang di anggap masih belum jelas cara pelaksanaannya, contohnya cara melaksanakan shalt atau cara menghadap kiblat ketika sedang berada di atas kendaraan. perilaku beliau yang terakhir itu tergambar dalam hadits sebagai berikut: 
" dari jabir, adalah Rasulullah SAW. malakukan shalat di atas kendaraannya mengiktuti arah yang di kendarainya, maka apabila beliau akan melakukan shalat fardhu beliau turun allau menghadap kiblat" ( HR. Bukhari )

" shalatlah kamu sekalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. - HR, Bukhari -
gerakan dan bacaan shalt yang di lakukan oleh Rasulullah SAW. adalah sebagai bentuk hadits fi'liyah yang di jadikan landasan teknis bagi pelaksanaan shalat yang di tetapkan dalam al-qur'an. ini berarti bahwa gerakan shalat tersebut di jadikan  sumber hukum bagi pelaksanaan shalat umat islam

3. hadits takririyah, contohnya:
ketika Rasulullah SAW. mendiamkan sahabat khalid bin walid memakan binatang biawak di hadapan beliau, padahal beliau sendiri enggan memakannya.

B. TUJUAN MEMPELAJARI HADIST TARBAWI 
1. menjadi dasar pemikiran bagi para calon pendidik agar memiliki pola pikir yang searah dengan hadits Rasul SAW. setelah al-qur'an. 
2. gemar mempelajari dan mengkaji hadits-hadits setelah al-qur'an terutama yang berkaitan dengan pendidik guna munjunjung disiplin ilmunya sebagai calon pendidik atau calon sarjana pendidikan islam. 
3. agar terhindar dari taklid buta sehingga tidak menyesatkan pemikiran para peserta didiknya. 
4. menjadi bahan analisis sebagai bentuk prerbandingan dengan model atau metode pendidikan para ahli pendidikan modern. 
5. dapat merefleksikan isi hadits tarbawi dalam kehidupan sehari-hari.lebih terbuka pada konsep pemikiran orang lain dan tidak merasa benar sendiri. 

C. MANFAAT MEMPELAJARI HADITS TARBAWI
1. cara berfikir, berperilaku dan bermasyarakat dalam kehidupan yang punya dasar yang jelas.
2. terbina dan terbimbingnya para peserta didik untuk tidak memiliki pola pikir dan berperilaku taklid buta.
3. terbina dan terbimbing serta terarahnya para peserta didik sehingga mampu menelaah dan menganalisis hadits-hadits tarbawi lebih luas dan mendalam.
4. mremiliki tauladan yang jelas dalam hidup, baik sebagai  makhluk individu maupun sebagai anggotas bermasyarakat.

1 komentar: